Senin, 08 November 2010

Flashdish Tidak Bisa Diformat

Berikut ini langkah langkah yang harus anda lakukan:
- Anda buka windows run (start->run)
- Lalu ketik “compmgmt.msc” tanpa spasi, tekan enter
- Pada bagian storage, buka disk management.
- Di situ harusnya ada deh kamu punya USB, Tinggal kamu klik kanan, trus pilih create partition. Setelah itu kamu klik kanan lagi, pilih format dan Selesai sudah flashdisk sudah bisa digunakan kembali.

contoh cerpen

GARA-GARA RAMALAN

“Teet….teet….teet….!!!” bel pulang sekolah berbunyi. Semua siswa Nampak gembira karena akhirnya waktu yang di tunggu-tunggu tiba. Para siswa yang telah seharian dihadapkan dengan pelajaran yang super duper rumit dan melelahkan akhirnya berakhir juga. Mereka mulai berduyung-duyung meninggalkan kelas masing-masing dengan wajah Nampak lelah dan lesu. Tak terkecuali Amanda, anak kelas XI. Wajahnya yang putih bersih nampak kusam karena kelelahan setelah menerima pelajaran seharian. Amanda keluar bersama Risty, teman sebangkunya sekaigus teman sejak kecil. Rumah merekapun berdekatan. Mereka berdua selalu kompak dan selalu bersama.
          “Huft…!!!” hari ini capek banget sih rasanya. Badanku pegel-pegel nich gara-gara kelamaan duduk “keluh Amanda kepada Risty.
          “Jangan ngeluh aja donk Man, namanya juga sekolah pasti capek lah. Tapi kamu bener juga sih aku juga merasa kalau hari ini capek banget. Upacara pagi tadi aja udah panas kaya gitu”. Jawab risty
          “Aku pengen cepet-cepet nyampek rumah nich. Pengen mandi, kumal banget nich badanku. Aku juga pengen cepat tidur.”
          “Tidur aja yang kamu pikirin Man, nggak nyadar tu badan udah subur gitu” ejek Risty
          “Sirik aja loe. Dah ah yuk pulang” ajak Amanda sambil terburu-buru pulang.
Mereka berduapun pergi ke tempat parkir untuk mengambil sepeda motor Amanda. Karena rumah Amanda dan Risty berdekatan maka setiap hari Risty numpang sepeda Amanda. Risty belum mempunyai sepeda sendiri, tetapi dengan senag hati Amanda memberi tumpangan kepada Risty. Dalam perjalanan pulang yang lumayan jauh mereka bedua asyik ngobrol.
          “Ech Man kapan nich kamu jalan lagi sama Vino ? Aku perhatiin kamu dah lama nggak jalan bareng. Gak kangen ya…?? Tanya Risty.
          “Enggak” jawab Amanda cuek.
          “Kok enggak sich ?? kamu ada masalah ya, apa Vino nggak ngajak kamu jalan ?” Tanya Risty agak penasaran.
          “Vino sich sering ngajak aku jalan, tapi aku lagi gak pengen jalan Ris” sahut Amanda.
          “Hah kau ini Man, pakai nolak segala. Aku aja pengen jalan ma pacar bisa berduaan, bisa sayang-sayangan. Eh malah gak dapet-dapet cowok” ujar Risty.
          “Itu sich derita loe……”
          “Hmm…..seneng. kalau temannya menderita seneng….. gak setia kawan loe Man” jawab Risty sebel.
          “Biarin. Dah nyampek rumah kamu nich, cepat turun sana.” Kata Amanda sambil memberhentikan sepedanya.
          “Iya…iya….”
          “Ris ntar sore maen ke rumahku ya. Aku mau cerita sesuatu nich.” Ujar Amanda sambil meninggalkan Risty.
          “Ok !!!” jawab Risty yang langsung masuk rumah.
          “Amandapun melanjutkan perjalanannya sesampainya di rumah ia langsung mandi, makan dan langsung tidur siang. Karena kelelahan ia tidur sangat pulas.
***
Ketika Matahari mulai menuju ke peraduannya Amandapun terbangun dan bergegas untuk madi. Setelah Amanda mandi ia langsung ganti baju,di saat Amanda masih ganti baju di kamar Risty sudah tiba di rumah Amanda.
          “Manda…Manda… kluar donk” teriak Risty memanggil Manda.
          “Ow ternyata nak Risty thow. Amandanya masih ganti baju, tunggu di ruang tamu dulu ya.” Sahut Ibunya Manda yang keuar dari rumah.
“Iya tante”  Risty langsung duduk di ruang tamu.
Tak lama kemudian Amandapun keluar dari kamarnya dan menemui Risty di ruang tamu.
“Maaf Ris nunggu lama” ucap Amanda.
“Gak apa-apa Man. Oya kamu mau cerita apa ??
“ langsung aja ya Ris. Seminggu lagi aku kan ulang tahun yang ke-17 tapi aku bingung Ris aku harus ngapain. Dulu waktu aku kelas 3 SMP aku pernah di ramal seseorang, kata Peramal itu jodohku akan datang pada saat pesta ulang tahunku yang ke-17.
“Tapi kamu kan udah punya pacar Man, Vino.”
“Iya sich Ris. Tapi dulu aku ketemu Vino pada pesta ulang tahunku yang ke-16. Berarti jodohku bukan Vino donk ??” jawab Amanda ngeyel.
“Kamu apa-apaan sich Man, ngapain percaya sama ramalan. Gak usah difkirin lah. Eh aku pulang dulu ya udah gelap nich.” Kata Risty pamit.
“Ya udah lo gitu” jawab Manda.
Akhirnya Ristypun pulang dan Amanda telfonan dengan Vino. Vino adalah pacar Amanda, mereka berpacaran sudah satu tahun. Mereka bertemu dipesta ulang tahun Amanda yang ke-16. Vino juga sekolah di sekolah yang sama dengan Amanda, tetapi tidak sekelas. Setelah malam mulai larut Amanda mulai mengakhiri telfonannya dan ia mulai tidur. Ia Nampak lelah dan tidur dengan pulas.
***
          Keesokan harinya Amanda berangkat sekolah. Sama seperti hari-hari sebelumnya Amanda selalu menghampiri Risty dan mereka berduapun berangkat sekolah secara bersama-sama. Setibanya di sekolah ia langsung parkir sepeda dan kemudian berjalan menuju kelas . ketika belum sampai di kelas mereka berdua ketemu dengan Vino.
          “Pagi semua. Baru datang ya…?” tegur Vino.
          “Iya nich Vin baru aja nyampek” jawab Risty. Dan Amandapun hanya tersenyum tanpa berbicara sepatah katapun
          “Ihh kok Cuma senyum-senyum aja sich. Tapi gak papa deh, senyum kamu manis Man” ujar Vino merayu Amanda.
          “Apaan sich” Amanda malu sambil menahan senyum.
          “Cie… cie… cie…, kalau gitu aku duluan ya. Biar gak ganggu kalian berdua. He… he… he…” ujar Risty lalu menuju kelas.
          “Kamu tau aja Ris” jawab Vino.
          Vino dan Amandapun duduk di depan kelas sambil berbincang-bincang layaknya sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara.
          “Man, akhir-akhir ini kamu kok keliatan beda banget sih, sebenarnya kamu kenapa ? kalau ada apa-apa cerita donk ma aku, aku kan pacar kamu Man” ucap Vino pelan.
          “Aku gak kenapa-kenapa Vin. Maaf ya aku harus ke kelas ada urusan” Amanda langsung lari meninggalkan Vino
          “Ada apa sich tu anak aneh banget” ujar Vino dalam hati.
***
          Sewaktu istirahat Amanda menemui Vino. Ia menghampiri Vino di kelasnya dan mengajak Vino ke taman sekolah untuk membicarakan sesuatu. Amanda Nampak gelisah dan terlihat beda dari biasanya.
          “Ada apa sih Man kok ngajak aku ke sini. Kamu mau bicara apa, kok kamu kelihatan beda dari biasanya ?” Tanya Vino agak bingung
          “Aku mau kita putus Vin” kata Manda pelan
          “Man, kamu ngomong apa sih…?” Vino kaget
          “Aku serius Vin, aku udah fikirin hal ini berhari-hari dan ini keputusan yang terbaik.” Ujar Amanda.
          “Tapi kenapa ? antara kita kan gak ada masalah apa-apa Man. Aku sayang banget sama kamu. Aku gak mau kita pisah” Vino Nampak sedih.
          “Tapi ini keputusan terbaik Vin. Aku gak mau hubungan kita sia-sia. Kamu bukan jodohku Vin, kita harus berpisah” ujar Amanda sambil meneteskan air mata.
          “Tapi Man…….”
          “Udah Vin, sekarang kita hanya berteman. Kita gak ada hubungan lagi. Aku ke kelas dulu Vin” Amanda meninggalkan Vino.
          Sesampainya di kelas Amnda bercerita ke Risty tentang apa yang terjadi. Risty amat menyesalkan tindakan Amanda. Akan tetapi Risty tidak dapat berbuat apa-apa. Sepulang sekolah Amanda mengajak Risty untuk mencari Peramal yang dulu meramal Amanda pada waktu smp. Rumah peramal itu terletak di sekitar SMP Amanda dulu. Akhirnya Amanda pergi ke sana dan berhasil menemukan rumah peramal itu. Amanda tidak sabar untuk menanyakantentang ramalan itu.
          “Kamu siapa ?” Tanya Peramal
          “Aku Amanda Nek, yang nenek ramal dulu waktu aku masih SMP. Nenek inget kan, inget kan Nek” Amanda tidak sabar.
          “Terus ada pelu apa kalian dating ke sini ?” Tanya Peramal lagi.
          “Aku mau tanya Nek. Dulu kan Nenek pernah bilang sama aku kalau aku akan menemukan jodohku dipesta ulang tahunku yang ke-17 Nek” jelas Amanda.
          “Kamu lahir tahun berapa Nak” Tanya peramal lagi
          “Tahun 1993”
          “Berarti ulang tahun yang ke-17 mu sudah lewat. Menurut perhitungan Nenek umur itu dihitung dari mulai dalam kandungan. Jadi umurmu sekarang sudah 17 tahun”
( Amanda dan Risty nampak bingung, mereka saling berpandangan dan bengong )
          “Udah dulu ya Nak Nenek mau istirahat” pamit Peramal.
          “Iya Nek” sahut Amanda dan Risty.
          “Berarti Vino jodoh kamu Man, dia yang hadir diulang tahunmu yang ke-16”
          “Iya Ris, dan aku udah kecewakan Vino. Aku harus minta maaf ke Vino Ris”.
***


Tiga hari kemudian pesta ulang tahun Amanda yang ke-17 dimulai. Semua teman-teman sekolah Amanda Nampak hadir dalam pesta itu. Tak terkecuali Vino mantan pacar Amanda.
          “Vin, ada yang mau aku bicarain sama kamu” Amanda menghampiri Vino
          “Ada apa Man ? oya happy birthday ya” sahut Vino.
          “Iya Vin, makasih ya. Vin aku mau minta maaf sama kamu aku udah salah faham Vin. Aku udah kecewakan kamu gara-gara aku percaya sama ramalan hubungan kita jadi begini. Tapi emang kamu jodohku Vin. Kamu mau kan balikan sama aku”.
          “Aku mau Man, aku masih sayang banget sama kamu. Aku gak mau kehilangan kamu” ucap Vino sambil memegang tangan Amanda.
          “Makasih Vin, aku juga sayang banget sama kamu” Amanda memeluk Vino.
          “Man, aku punya sesuatu buat kamu”
( setelah melepaskan pelukannya Vino mengeluarkan cincin dari kantongnya dan memakaikannya di jari Amanda )
          “Bagus banget Vin. Maksih ya, I love you” ( mereka kembali berpelukan )


~~~ Tamat ~~~






 
PENGORBANAN CINTA
          Amelia, Lola, Sindi, dan Viona adalah berteman sejak kecil. Setiap hari dalam suka, duka, canda, tawa slalu mereka lalui bersama. Satu di antara mereka yang slalu jadi idola dan pujaan orang banyak yaitu Amelia. Apalagi cowok-cowok yang mengenalnya pasti  jatuh hati padanya. Amelia bukan hanya cantik wajahnya saja, tapi hatinya juga mulia.
          Suatu
saat mereka janjian untuk pergi bareng ke sebuah café. Sambil menunggu Lola yang belum datang mereka bertiga ngobrol-ngobrol bareng. Lola adalah orang  yang paling tidak tahan lapar. Sampai-sampai ia dijuluki si jago makan oleh teman-temannya. Sesaat kemudian tiba-tiba saja Lola datang.
          “Hallo semuanya ! Ngomong-ngomong tadi sudah menunggu lama ya?”
          “Kamu itu kapan sich La, janjian lalu tepat waktu gitu?”sahut Sindi.
          “Sorry deh, sorry. Tapi sudah pesan makanan kan tadi?”
          “Ini dia nih…..baru datng sudah nanyai makanan melulu”
          “Ah kamu Sin, kayak gak tau aku aja”
          Ketika baru aja duduk, tiba-tiba ada seorang pelayan datng yang menghampiri mereka.
          “Mau pesan apa, Non?” Tanya pelayan itu.
          “Kami mau pesan nasi goreng satu, gulai ayam dua dan jus melon tiga”
          “Kalau nona yang satu ini pesan apa, Non?”
          “Vi….Viona. Kenapa kamu kok bingung saja, Vi?”Tanya teman-temannya serentak.
          “Oh tidak kok. Saya mau pesan pizza satu sam jus jeruk!”
          “Tunggu sebentar, Non”
          “Terima kasih, Mas”
          “Vio, kamu tadi kenapa kok bingung waktu di Tanya pelayan itu?” Tanya Lola.
          “Kalian sadar gak sih jaman sekarang itu jarang sekali ada cowok seperti dia yang mau bekerja menjadi seorang pelayan?”
          “Emangnya dia siapa kamu, Vi?” Tanya teman-teman serentak
          “Oh tidak kok. Saya mau pesan pizza satu sama jus jeruk satu !”
          “Tunggu sebentar, Non!”
          “Terima kasih, Mas”
          “Vio, kamu tadi kenapa kok bengong waktu ditanya pelayan itu ?” Tanya Lola
          “Kalian sadar nggak sih kalau jaman sekarang itu jarang sekali ada cowok seperti dia yang mau bekerja seorang pelayan ?”
          “Emangnya dia siapa kamu, Vi ? Saudara kamu ? atau mungkin cowok kamu lagi ?” ungkap Sindi. Kepada Viona.
          “Bukan itu maksud aku, Sin. Orang itu adalah orang yang mengantarkan belanjaanku yang ketinggalan waktu di mall kemarin. Dan yang aku kagetin lagi, cowok itu masih sekolah”
          “Kenapa harus kaget, Vi ?”
          “Bayangin aja, kan jarang aja ada anak sekolah yang sekolah seperti dia !”
          “O …rupanya itu yang kamu kagetin” ungkap teman-teman Viona. “Kelihatanya ada yang lagi kasmaran nih, Mei !”
          “Sudah …sudah, kalian ini ngomong apa sih ! Benar Mei, Sindi sama Lola itu emang ada-ada saja !”
          Tidak lama kemudian pesanan mereka pun datang diantarkan cowok yang tadi dibicarakan Viona sama teman-temannya.
          “Ini non, makanan yang di pesan  !”
          “Mas…mas tunggu sebentar !” suara Viona memangil-manggil pelayan itu.
          “Kenapa, non ?”
          “Kamu lupa ya sama aku ? Aku kan orang yang kamu tolong waktu di mall itu”
          “Oh kamu Viona itu ya ?”
          “Sekarang sudah ingat kan, mas ?”
          “Sorry Vi, aku lupa. Maklum lah tiap hari aku kan berhadapan sama orang-orang banyak, jadi nggak bisa ingat kamu”
          “Tidak apa-apa kok. Memang kita kan baru satu kali ketemu di mall itu”
          “Ehm…ehm…” sahut teman-teman Viona memotong pembicaraannya sama pelayan itu.
          “Oh ya Jon, kenalin teman-teman aku ! Ini Amelia, Sindi dan Lola. Teman-teman, ini Joni”
          “Hai, Jon !”
          “Hai juga, senag bertemu dengan kalian. Maaf non, saya harus bekerja dulu”
          “Tunggu sebentar, Jon. Kita kan seusia jadi panggil aja namanya!”
          “Tapi disini posisi saya kan sebagai pelayan, jadi saya harus sopan”
          “Tapi kalau ketemu di mana-mana ,jangan sungkan-sungkan pada kami !”
          “Vi, Joni itu bekerja disini. Seharusnya kamu jangan ngobrol lama-lama, ntar kalau ketahuan bosnya kan Joni bisa di marahi. Jon, maafin teman aku ya, sudah menyita Waktu kamu”
          “Tidak apa-apa, sebenarnya aku juga senang ngobrol sama kalian. Tapi sekarang aku harus bekerja dulu”
          “Silakan ! Terima kasih ya, Jon”
          “Sama-sama”
          Akhirnya mereka makan bareng-bareng sampai selesai.
          “Sin, La, Vi, sudah malam. Ayo pulang saja !”
          “Kenapa pulang, Mei ? Nanti saja!”
          “Kamu Vi, kita itu harus belajar.jangan mentang-mentang punya gebetan  lalu sekolahnya kamu korbanin begitu saja”
          “ Jangan begitu dong kalian, aki kan Cuma bercanda !”
          “ Ya sudah, mari kita pulang saja !” Akhirnya mereka pulang bersama.

          Keesokan harinya mereka berjumpa lagi di sekolah.
          “Hai, teman-teman ! Apa kabar semua ?”
Tanya Viona pada teman-temannya.
          “Eh … kenapa kamu, Vi ? Kok kelihatannya gembira banget ?”
          “Nggak kok, lagi seneng aja, masa nggak boleh ? Teman-teman, nanti pulang sekolah temanin aku ke toko buku ya, aku mau beli buku nih !”
          “Boleh aja, asalkan kita-kita kamu traktir semua !”
          “ Ok deh, aki traktir. Ya sudah, nanti aku tunggu di depan sekolah ya !”
          “Beres deh, Vi” sahut teman-temannya.
          Secara diam-diam waktu istirahat Amel mendekatiViona tanpa sepengetahuan Lola dan sindi.
          “Vi , Kalau boleh tau, kenapa sih kamu hari ini ? kok kelihatannya bahagia banget ?”
          “Jujur saja ya Mel, sejak kejadian di café tadi malem aku tidak bisa tidur karena aku mikirin joni terus. Entah kenapa aku kagum sekali sama itu cowok ?”
          “Jadi ceritanya kamu lagi jatuh cinta ya sama Joni ?”
          “Ya… pokoknya itulah perasaanku kedia. Tapi apa mungkin, aku kan jarang ketemu ?”
          “Ya kalau itu memang diciptakan untuk bersama dengan kamu, bisa aja kan Vi”
          “Seandainya aku jadi sama Joni, menrut kamu gimana Mel ?”
          “Aku sih setuju aja, asalkan kamu berdua bahagia selalu”
          /“terima kasih banget ya, Mel. Kamu sudah mendukung aku “
          “Ya sudah… sampai nanti ya !”
          Setelah pulang sekolah mereka langsung pergi bersama-sama ke toko buku dan disana mereka bertemu lagi dengan Joni. Viona sangat bahagia sekali setelah melihat wajah si Joni. Viona langsung ngajak temannya nyamperin tu cowok. Akhirnya mereka ngobrol lama sekali sampai-sampai lupa waktu bahwa hari sudah mulai petang. Dan merekapun pulang bersama-sama.
          Beberapa hari kemudian ketika malam minggu, tiba-tiba saja ada yang ngetok-ngetok pintu rumah Amel. Setelah diintip ternyata joni yang dilihatnya. Amelpun bingung, kenapa malam-malam begini Joni datang ke rumahnya. Amel langsung membukakan pintu.
          “Masuk dulu, Jon !”
          “Terima kasih, Mel. Ganggu nggak Mel kedatanganku ?”
          “Nggak, tapi kenapa ya, malam-malam begini kamu ke rumahku ?”
          “Aku mau ngomong sesuatu sama kamu”
          “Ngomong apa ? kok kelihatannya serius banget ?”
          “Aku tau ini terlalu cepat ku ungkapkan pada kamu Mel, tapi aku nggak bisa ngebohogin diri kau sendiri”
          “Kamu ngomong apa sih, Jon ? Aku nggak ngerti”
          “Terus terang saja, sejak melihatmu di café dan ngobrol-ngobrol di toko buku kemarin, aku selau mikirin kamu dan tidak henti-hentinya aku melamunkan kamu, Mel. Dan aku yakin aku lagi jatuh cint. Makanya kau ke sini, mau ngomong sama kamu kalau aku suka sama kamu. Aku mencintaimu Mel”
          Mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya Joni, Amelia langsung berdetak jantungnya, Ia tahu bahwa wajah Joni menunjukkan bahwa Joni bebar-benar mencintainya dengan tulus. Tapi Amel bingung harus berkata apa pada Joni karena meskipun ia sangat mencintainya, Amel tidak mungkin menghianati Viona, Temannya sendiri sejak kecil
          “Mel ! Kamu kenapa, Mel ?” Tanya Joni
          “Aku… aku tidak apa-apa kok”
          “Mel, kamu tidak pelu jawab sekarang apakah kamu suka sama aku atau tidak. Tapi yang penting kamu sudah tahu perasaanku yang sebenarnya. Sekarang sudah malam, aku harus pulang dulu dan aku harap kamu dapat mengambil keputusan dengan tepat. Terima kasih dan selamat malam, Mel !”
          “Selamat malam juga “
Setelah kepergian Joni, Amelia langsuk masuk ke kamar dan menuliskan kejadian ini pada buku hariannya sambil meneteskan air mata. Sejak kejadian itu Amelia gelisah sekali dan tidak pernah memperlihatkan wajah cerianya
Beberapa hari kemudian, Joni menghampiri Amel di sekolahnya untuk menanyakan jawabannya. Kemudian Amel mendekati Joni tanpa sepengetahuan teman-temannya. Tapi di belakang Amel, teman-temannya itu mengikutinya dan Amel tidak mengetahuinya.
“Mel, bagaimana jawabannya ? sudah siap apa belum ?” Tanya Joni kepada Amel.
“Jon, bukan maksud hatiku untuk menyakiti hati kamu. Tapi ini semua aku lakukan untuk kebaikan semuanya”
“Mel, kamu ngomong apa, aku nggak ngerti ?”
“Jon, aku tahu kamu tulus mencintaiku, tapi kita nggak bisa jalan bersama”
“Tapi Mel, aku juga tahu kalau sorot matamu menunjukkan bahwa kamu juga mencintaiku”
“Jon, apa kamu nggak nyadar kalau selama ini ada cewek yang naksir berat sama kamu ? dan dia pasti bisa membahagiakan kamu, Jon”
“Siapa cewek itu, Mel ?”   
           “Suatu saat kamu juga tau sendiri, jon”
“Mel, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja. Aku akan mewujudkan semua ini”
Mendengar semua itu Amel langsung berlari sambil menangus tersedu-sedu. Tiba-tiba saja Viona menghampiri Amel.
“Mel, kenapa kamu menangis ?” Amel kaget sekali
“Aku… nggak nagis kok, Vi”
“Sudahlah Mel, aku sudah tahu semuanya kok apa yang kamu omongin sama Joni”
“Vi, kamu jangan salah paham. Aku nggak ada apa-apa sama Joni”
“Mel, aku tahu kamu melakukan semua ini demi aku karena aku sangat mencintainya. Tapi kamu nggak boleh ngebohongin diri kamu sendiri, Mel. Kalau hati kamu berkata iya maka kamu harus menerimanya !”
“Tapi Vi, aku nggak mau persahabatan kita putus hanya gara-gara cowok”
“Siapa bilang persahabatan kita putus ? Ya kan, La, Sin ?”
“Benar Mel, kata Viona !” sahut Lola dan Sindi.
“Mel, sekarang kamu temui Joni. Kasihan dia”
“Tapi Vi, itu nggak mungkin”
“Sudahlah… sekarang ikut aku !”
Mereka berempat menghampiri Joni dan Viona menjelaskan semua ini pada Joni.
“Jon, cewek yang dibicarakan Amel itu aku. Memang benar, aku suka kamu tapi aku juga mengerti gimana perasaanmu.dan kamu benar bahwa Amelia memang sangat mencintaimu tapi dia melakukan ini semua demi aku. Tapi jangan khawatir, aku pasti menyelesaikan masalah ini. Buatku cinta tidak harus memiliki. Asalkan kamu bahagia, akupun juga sudah bahagia. Dan aku yakin Amelia pasti bisa membahagiakan kamu. Mel, kamu tidak usah bingung lagi. Aku sudah merelakan semua ini kok. Dan persahabatan kita tidak akan pernah putus. Tapi ingat kalian harus bahagia !”
Akhirnya joni dan Amelia mengucapkan terima kasih pada Viona. Kemudian Joni menghapus air mata di pipi Amel lalu dipeluknya.
Itulah kisah mereka. Akhirnya semua bahagia termasuk Viona yang telah rela mengorbankan cintanya demi kebaikan semua.